Perasaan saya ketika lulus di jurusan ini tentu saja merasa senang, bahkan sangat senang mengingat ini adalah jurusan yang memang saya inginkan sejak dulu. Dan menurut saya, hampir semua yang dipelajari pada jurusan Psikologi ini terasa sangat menarik. Pada suatu ketika, pada mata kuliah Psikologi Umum, kelompok saya mendapat bagian untuk mempresentasikan tentang Perkembangan Pada Masa Remaja. Tentu saja ini sangat menarik bagi saya karena saya sendiri pun masih berada pada fase remaja sehingga saya lebih bisa memahami tentang perkembangan-perkembangan remaja yang tidak saya ketahui selama ini secara lebih detail.
Pada postingan kali ini pun, saya juga akan menjelaskan secara singkat tentang Perkembangan Pada Masa Remaja yang saya dapatkan dari buku yang telah dibaca. Semoga bisa bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi yang membacanya 👌
1. MAKNA REMAJA
Menurut Konopka (Pikunas,
1976) masa remaja ini meliputi (a) remaja awal: 12-15 tahun; (b) remaja madya:
15-18 tahun, dan (c) remaja akhir: 19-22 tahun. Sementara Salzman mengemukakan,
bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orangtua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual,
perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
2. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
a.
Perkembangan
Fisik
Masa remaja merupakan salah satu di antara dua
masa rentangan kehidupan individu, dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat
pesat. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri, yaitu
ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
b.
Perkembangan
Kognitif (Intelektual)
Ditinjau dari perkembangan kognitif menurut
Piaget, masa remaja sudah mencapai tahap operasi formal (operasi =
kegiatan-kegiatan mental tentang berbagai gagasan). Sementara, proses
pertumbuhan otak mencapai kesempurnaannya dari mulai usia 12-20 tahun. Pada
masa remaja terjadi reorganisasi lingkaran syaraf Lobe Frontal yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif tingkat
tinggi, yaitu kemampuan merumuskan perencanaan strategis, atau mengambil
keputusan.
c. Perkembangan Emosi
Pada usia remaja awal, perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya bersifat negatif dan temperamental (mudah tersinggung/marah, atau mudah sedih/murung); sedangkan remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosinya.
d.
Perkembangan
Sosial
Pada masa remaja berkembang “social cognition” , yaitu kemampuan untuk memahami orang lain.
Pemahamannya ini, mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih
akrab dengan mereka (terutama teman sebaya), baik melalui jalinan persahabatan
maupun percintaan (pacaran).
Pada masa ini juga berkembang sikap “conformity” , yaitu kecenderungan untuk
menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran (hobby) atau keinginan orang lain (teman
sebaya).
e.
Perkembangan
Moral
Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan
perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain. Remaja berperilaku
bukan hanya untuk memenuhi kepuasan fisiknya, tetapi psikologis (rasa puas
dengan adanya penerimaan dan penilaian positif dari orang lain tentang
perbuatannya).
f.
Perkembangan
Kepribadian
Fase remaja merupakan saat yang paling penting
bagi perkembangan dan integrasi kepribadian. Masa remaja merupakan saat
berkembangnya identity (jati diri).
Erikson meyakini bahwa perkembangan identity
pada masa remaja berkaitan erat dengan komitmennya terhadap okupasi masa depan,
peran-peran masa dewasa dan sistem keyakinan pribadi (Nancy J. Cobb, 1992: 75).
Sejak masa anak, sudah berkembang kesadaran akan diri dan masa remaja merupakan
saat pertama berkembang usahanya yang sadar untuk menjawab pertanyaan “who I
am?” (siapa saya?).
g. Perkembangan Kesadaran Beragama
Karena pandangan terhadap Tuhan atau agama sangat
dipengaruhi oleh perkembangan berpikir, maka pemikiran remaja tentang Tuhan
berbeda dengan pemikiran anak.
Berkembangnya kesadaran atau keyakinan beragama,
seiring dengan mulainya remaja menanyakan atau mempermasalahkan sumber-sumber
otoritas dalam kehidupan, seperti pertanyaan “Apakah Tuhan Maha Kuasa, mengapa
masih terjadi penderitaan dan kejahatan di dunia ini?”
. 3. PROBLEMA REMAJA
Remaja sebagai individu
sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.
Proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur yang linier, lurus atau searah dengan
potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut, karena banyak faktor yang
menghambatnya.
Faktor penghambat ini bisa
bersifat internal dan eksternal. Faktor penghambat yang bersifat eksternal
adalah yang berasal dari lingkungan. Iklim lingkungan yang tidak sehat
tersebut, cenderung memberikan dampak yang kurang baik bagi perkembangan remaja
dan sangat mungkin mereka akan mengalami kehidupan yang tidak nyaman, stres
atau depresi. Dalam kondisi seperti inilah, banyak remaja yang meresponsnya
dengan sikap dan perilaku yang kurang wajar dan bahkan amoral, seperti
kriminalitas, meminum minuman keras, penyalahgunaan obat terlarang, tawuran dan
pergaulan bebas.
Sumber :
Dr. H. Syamsu
Yusuf LN., M. P. (2000). Perkembangan Psikologi Anak dan Remaja.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
0 komentar:
Posting Komentar